AKU DAN TEMPAT MENUNGGU ITU
siang ini aku
menjemput pulang anakku di sebuah SMP dengan membawa rencana nekat untuk
langsung memarkir kuda jepangku di bawah pohon sawo di seberang jalan di pojok gang
kecil depan sekolah di mana telah hampir empat bulan sama sekali tak ada
penjemput yang menempati sejak si pemuda dekil dan gondrong itu tak pernah lagi
nongol menjemput adiknya si cewek centil tetapi tomboy padahal pada saat terik
mentari menyengat seperti ini tempat inilah yang paling teduh dan nyaman dan di
sinilah aku sudah nongkrong hanya ditemani motor jadul produk tahun tujuh
puluhan kesayanganku sambil nyengir melihat para penjemput lain di seberang
jalan yang pada menatap semua ke arahku seolah aku ini barang antik yang baru
mereka lihat setelah kubuka helmku dan menampakkan rambut kelabu yang kugerai
panjang sepunggung yang selama ini selalu berusaha aku sembunyikan dan sebentar
kemudian sepasang earphone segera melekat di kedua telingaku lalu akupun
bertingkah memukuli motorku seolah sedang menggebuk satu set drum menirukan
gaya nyentrik si pemuda dekil yang dulu itu sekaligus menegaskan kepada semua
orang bahwa TEMPAT INI SEKARANG ADALAH MILIKKU selama waktu menunggu anakku
keluar dari gerbang sekolah
Bojonegoro 04022017
____________________________________________________________________________
AKU DAN GITARKU
setelah aku
menyelesaikan tiga lagu Ebiet G Ade tak disangka ada yang nyeletuk minta
lagunya almarhum Gombloh karena katanya kostum dan penampilanku mirip gayanya
Gombloh dan warna vokalku juga mirip si almarhum membuat aku tersenyum campur
terpingkal tetapi karena memang sudah kewajibanku dibayar di cafe ini untuk
menghibur tamu maka kulayani dengan kesungguhan tanpa harus menunggu jemariku
pun mulai memainkan cord di senar gitarku dan tak lama setelah mendengar vokalku yang sengaja kumiripkan sebisaku dengan
vokal khas milik Gombloh semua tamu berebut tepuk tangan mendorong semangatku
hingga tak terasa lima lagu karya Gombloh kulahap dengan sukses meski aku
merasa masih ada cacatnya tetapi ketika menginjak menyanyikan lagunya almarhum
yang keenam terdengar suara orang tadi menghentikanku dan melompat ke panggung
langsung merebut gitarku sambil berseru kepada para tamu jika gitarku itu
memang hadiah dari almarhum Gombloh dan malam itu dilelang olehnya laku 66 juta
tanpa memberi kesempatan padaku yang hanya bisa melongo seperti kambing ompong
yang baru sadar sewaktu uang 45 juta disodorkan padaku sambil mengucap terima
kasih sebab aku sudah membantu membayar hutangnya bahkan lebih
Bojonegoro 04022017
___________________________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar