CERITA-CERITA TANPA TANDA



AKU DAN PENUMPANGKU (1)

seorang taman ojekku datang di pangkalan sambil mengumpat marah membuat suasana seketika menjadi tidak nyaman dan semua segera saja menjadi ingin tahu apa permasalahannya yang kemudian membalik suasana menjadi gelegak pingkal tawa setelah ia menceritakan semua peristiwa yang baru saja dia alami tentang seorang penumpang yang ngotot tidak mau bayar ongkos ojek dengan argumen bahwa bukan kehendak dia untuk diantar ke tempat itu tetapi teman ojekkulah yang telah memaksanya untuk diantarkan ke tempat itu dan secara otomatis otakku langsung bisa mengidentifikasi siapa si penumpang itu sebab akupun pernah mengalami hal serupa bahkan seingatku lebih dari dua kali di masa lalu

pengalamanku yang pertama kali adalah pengalaman yang paling ku ingat sewaktu aku mengambil penumpang seorang lelaki setengah baya di depan stasiun kota minta ku antar ke rumah sakit umum tetapi ia ngotot tidak mau membayar ongkos jasa ojek sebab ternyata sesampai di tujuan ia justru menjadi marah karena menganggap saya telah salah alamat dan saya dituduh menyesatkan dirinya sehingga saya pun harus menjelaskan kepadanya bahwa sekarang di sinilah tempat gedung baru rumah sakit umum milik pemerintah dan tempat yang dia maksud adalah gedung lama yang sekarang sudah berubah menjadi gedung sekolah perawat kesehatan hingga sampai terjadi perdebatan yang tak berujung pangkal yang akhirnya aku mengalah saja dan kutawarkan untuk kuantar untuk membuktikan sendiri bahwa aku tidak berbohong dan ia menyetujuinya dan segera kubonceng ke tempat gedung yang lama kemudian setelah ia membuktikan sendiri dan percaya pada ucapanku malah ia ngotot menolak aku antar langsung ke gedung rumah sakit yang baru tetapi aku harus mengantarkan dia kembali ke stasiun kota lagi dan terpaksa aku turuti saja kemauannya itu

dan setelah sampai di stasiun ia menawar ongkos antar yang kutawarkan yang menurutnya terlalu mahal untuk jarak yang tak terlalu jauh sehingga aku kembali menjelaskan bahwa ongkos yang kutawarkan sudah termasuk ongkos yang tadi mengantarkan dia dari gedung baru ke gedung lama dan ongkos kembali ke stasiun lagi ditambah ongkos ke gedung baru itu lagi yang membuat ia mengomel berat bahwa yang saya maksudkan itu tidak bisa dimasukkan hitungan ongkos sebab tidak didasari dengan kesepakatan terlebih dahulu dan kemudian ia pun berlalu menuju pangkalan becak dan tak lama berselang ia pun melaju duduk di atas sebuah becak meninggalkan kegalauanku

#edisiunikorangsamin
#siswonurwahyudi, Bojonegoro, 15022017


AKU DAN LELAKI ANEH ITU

kesungguhan dan kesetiaan terhadap etika dan kejujuran dalam menjalani suatu profesi selalu saya tanamkan pada diriku dan pada semua anggota paguyuban ojekku sebab akan menjadi bagian penting dalam menjaga keberlangsungan profesi itu sendiri bahkan dalam situasi dan kondisi sesulit apapun harus tetap memegang teguh prinsip dasar yang telah tertanam dalam hati sebab jika tidak maka akan berakibat langsung pada kemerosotan bahkan kehancuran kepercayaan masyarakat terhadap profesi yang kita tekuni apa lagi profesi yang digeluti itu bergerak di bidang jasa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat pemakai jasa dan dituntut untuk selalu siap akan semua risiko yang bakal dihadapi setiap waktu dan setiap keadaan seperti yang terjadi pada diriku saat ini dimana aku harus bertanggung jawab sebab telah menyerempet seorang pengendara sepeda sepulang dari mengantar seorang penumpang meskipun sebenarnya aku bisa saja lari meninggalkannya karena terjadi di tempat sepi dan tak ada saksi sama sekali yang melihat peristiwa itu

dengan susah payah sendirian kuangkat tubuhnya dari dasar parit kering namun cukup dalam dan curam sehingga harus menguras tenagaku untuk membawa tubuh lelaki itu sampai di atas dan kemudian kuletakkan tubuhnya di pinggir jalan lalu kurebahkan perlahan dengan penuh perhitungan agar tak sampai menambah parah cedera yang mungkin dialaminya mengingat bagaimana kerasnya ketika ia tadi terjatuh dari sepedanya dan meluncur bergulingan masuk ke dasar parit apalagi kondisi parit yang tanahnya kering dan keras sebab sudah lebih lima bulan tak tersentuh hujan sama sekali yang kini akibatnya dapat kulihat langsung dengan mata kepala sendiri pada lelaki ini beberapa luka lecet di wajahnya dan di beberapa bagian kaki serta tangannya hingga darah mulai merembes setitik demi setitik dari luka yang awalnya tampak putih perlahan mulai berubah menjadi merah oleh darah sementara itu berani kupastikan lelaki ini dalam kondisi pingsan setelah kuperiksa kondisi napas masih terasa berhembus kecil dan nadinya masih berdenyut namun demikian tidak berani kupastikan cedera yang lain semisal patah tulang ataupun gegar otak yang demikian ini membuat pikiran dan hatiku menjadi cemas dengan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi sementara kejadiannya berada di tempat yang sangat sepi seperti ini namun aku terus berusaha setenang mungkin dan berdoa semoga lekas datang pertolongan yang kubutuhkan

aku memang sengaja selalu sedia dengan obat dan perban serta plester untuk kondisi darurat semacam ini sebagai pertolongan pertama karena berdasar pengalamanku menjalani profesiku sejak belasan tahun lamanya terkadang mengalami kejadian ataupun peristiwa yang tak disangka dan membutuhkan pertolongan darurat baik untukku sendiri ataupun untuk orang lain dan dengan menggunakan persediaan sederhana ini aku rawat luka pada lelaki itu sambil menunggu barangkali ada orang lain yang melintas untuk kumintai bantuan atau syukur jika ada sebuah mobil yang melintas sebab dengan motorku tak mungkin aku membawa lelaki pingsan ini seorang diri ke puskesmas ataupun paling tidak ke tempat bidan desa terdekat mengingat tempat ini hanya dikelilingi persawahan dan ladang saja jauh dari pemukiman penduduk namun tak kunjung tampak jua satupun orang atau sebuah kendaraan yang bakal melintas sejauh mataku memandang darti ujung jalan satu ke ujung jalan yang lain sementara matahari masih terik menyengat meskipun hari sudah semakin beranjak ke sore hari sehingga tubuh lelaki pingsan ini segera kupindahkan lima jangkah ke tempat teduh di bawah pohon asam yang rindang dan besar di pinggir jalan agar terhindar dari sengatan sinar matahari kemarau

setelah kuletakkan tubuh lemas itu di rerumputan kering dan sebagai bantal kepalanya kuganjal dengan memakai gulungan jaketku saat itu baru teringat bahwa sepeda miliknya masih berada di dasar parit dan segera bermaksud hendak aku angkat ke atas namun aku masih khawatir untuk meninggalkan lelaki itu sendirian sehingga niatku pun jadi urung untuk mengambil sepedanya dan pikirku bisa kuambil nanti jika sudah datang pertolongan malah justru aku memindahkan motorku kuletakkan dan kustandarkan melintang di tengah jalan tak beraspal ini dengan harapan jika ada yang melintas dapat menarik perhatian dan membuat orang akan berhenti untuk kumintai pertolongan tetapi sekelebat saja mendadak aku dikejutkan oleh gerakan kecil lelaki itu maka secepatnya kuhampiri sambil tanganku menyambar sebotol air mineral yang selalu tergantung di dashboard motorku sebagai logistik standar saat aku bekerja lalu aku segera jongkok di sisinya dengan botol air mineral yang sudah kubuka tutupnya dan saat itu mata lelaki itu pun mulai terbuka jantungkupun semakin berdebar keras saat matanya menatapku dan tak terasa bibirku pun mengucap syukur dan menyapa sekenanya membuat ia semakin lekat menatapku dengan sorot mata penuh tanya yang kemudian kuceritakan padanya kecelakaan yang baru saja dialaminya dan saya menyampaikan beribu maaf kepadanya karena telah membuatnya celaka dan pingsan

mendengar penuturanku yang demikian terlihat ia mulai mengingat sesuatu dan kedua tangannya mulai meraba di hampir seluruh bagian tubuhnya lalu mendadak ia meloncat bangun membuat aku kaget hingga tubuhku terjengkang kebelakang dan punggungku terbentur pokok pohon asam sementara itu lelaki itu memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan kemudian dengan tergopoh melompat ke dasar parit mengambil sepedanya yang tergeletak di sana lalu mendorongnya ke atas dan ketika mencapai bibir parit aku bantu ia menarik sepedanya ke atas dan sekali lagi yang lebih mengejutkanku ia ucapkan terima kasih kepadaku dan memohon maaf telah membuatku repot menolongnya dan ia ucapkan berulang entah berapa kali meskipun sudah aku jelaskan bahwa akulah yang berada pada posisi bersalah dan untuknya kuulurkan uang untuk keperluan ia berobat tetapi ia tetap ngotot menolak uang pemberianku dan menolak segala permintaan maafku sebab ia beralasan bahwa sebenarnya ialah yang bersalah dalam peristiwa itu karena ia telah mengambil jalan ini untuk pulang padahal masih ada jalan lain atau dengan kata lain ia katakan bahwa jika ia tak melalui jalan ini maka ia tak akan terserempet motorku seperti yang terjadi sekarang ini dan sambil terus menerus mengucap maaf dan berterima kasih kepadaku ia ngeloyor saja menaiki sepedanya yang rodanya belakangnya sedikit bengkok pergi semakin menjauh dari hadapanku yang hanya bisa terbengong sendiri mengalami peristiwa yang sangat aneh hari ini dan mataku lekat ke arah lelaki itu pergi bergeyolan di atas sepedanya hingga di kelokan jauh sana hingga tak lagi kulihat sebab terhalang tumbuhan perdu dan rumpun ilalang sampai akhirnya keterbengonganku dikejutkan oleh klakson keras dan berirama dari sebuah truk pengangkut batang pohon jagung yang segera mengingatkanku akan posisi motorku yang aku letakkan melintang di tengah jalan

#edisicerpenunikorangsamin
#siswonurwahyudi, Bojonegoro, 16022017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar