SIAPAKAH
KALIAN ?
siapa
kamu?
yang
berdiri di menara bayang-bayang
menuliskan
cerita pada langit maya, kalimat-kalimat dusta
meramu
kepalsuan menjadi serigala-serigala haus darah
atas
nama ‘Tuhanmu’
siapa
kamu?
yang
berdiri di ujung menara api
menyapukan
jelaga pada kanvas-kanvas milik kami
menyihir
mata kami untuk menyebut putih, putih, dan putih
atas
nama ‘Tuhanmu’
siapa
kalian?
yang
berbaris layaknya domba-domba gembala
mengibarkan
panji-panji dan bendera memenuhi jalanan kota
bereuforia
menjadi serigala, mulut-mulut berbuih penuh caci-maki
bertempik-sorak
atas nama ‘Tuhan’
siapa
kalian?
yang
berdesak-desakan mengacungkan pamplet-pamflet
menjejalkan
slogan-slogan impor di saat kami sibuk membangun jati diri
tangan
kalian menggenggam bara api yang terlontar dari seruan para pembual
berkoar-koar
atas nama ‘Tuhan’
begitu
sukakah kamu?
melihat
cucuran air liur pada moncong-moncong serigala
menggiring
mereka bagai domba gembala, kepada fatamorgana
wajahmu
mendongak, tubuhmu berlagak, garang mulutmu terus berteriak
tanganmu
mengepal menghantam liar ke kiri dan ke kanan, atas dan bawah
seolah
kamu itu tuhan yang berhak menghakimi siapa saja
bahagiakah
kamu?
melihat
domba-dombamu berbondong-bondong datang padamu
berwajah
serigala menenteng berkantong-kantong air liur persembahan
atas
janji akan kamu tukar dengan stempel surga di genggaman tanganmu
seolah
kamu itu tuhan penguasa surga dan neraka
sedemikiankah
kalian?
otak
dan hati begitu gampang ditaburi benih-benih benci dan dengki
lalu
mencipta sendiri ramuan menyuburkan agar caci-maki dapat bertumbuh
tangan
mengepal menghantam kekiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah
berasa
telah menjadi jelmaan burung-burung ababil yang diutus dari surga
sejatinya
tak lebih burung beo bertubuh domba gembala berwajah serigala
bahagiakah
kalian?
saling
mencaci atas nama Tuhan yang maha pengasih dan penyayang
saling
menghamburkan ujaran benci atas nama Tuhan yang maha pengampun
saling
hantam dan menghinakan atas nama Tuhan yang maha arif lagi bijaksana
bahagiakah?
sedang Tuhan pun membenci perceraian dan peperangan
Bojonegoro,
21 Desember 2017
Siswo
Nurwahyudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar