SAJAK-SAJAK REMANG SEPTEMBER
Siswo Nurwahyudi
DUNIAMU TAK SEMUSIM SAJA
meledak seolah seluruh isi dadamu
ketika panggung dirajamu disentil dua pasal
sebelah kaki teranomali, sebelah lagi berlidah sepi
gamang pada bayangan, menikam atau menunggu ditikam
oleh waktu
entah dirabunkan, ataukah sedang bercermin di kaca buram
sementara ruang kesadaran masih begitu benderang
dan waktu kini sedang menghamparkan harapan
menunggu kapan membatu kaki lempungmu
oleh waktu
dunia terus berputar menjaga keseimbangan
digilir berganti-ganti cuaca dan musim
mustinya kau tahu semua itu
seharusnya kau tahu
Bojonegoro, 18092019
MALAM-MALAM PERJUDIANMU
menarilah kamu dengan belahan sayap kupu-kupu
warna-warni yang terpancar dari luka-dukamu memerah-membiru
kerlap-kerlip lampu bagai rinai hujan menuntun rambu kakimu menuju
selangkangmu hinggap di ujung hidung lelaki penghisap cerutu
menitipkan setitik madu buah sari kepahitan hidup masa lalu
malam-malam tanpa henti kau talu seluruh hidupmu di perjudian nasibmu
beribu lelaki menghisapmu selaksa segulung daun tembakau
sebaliknya kau menyiksa jiwa mereka seperti sesak jerebu, never slow
super rock 'n roll, full hard power, menghentak-hentak, botol-botol terserak
deru dingin angin kau bakar menjadi api sembilu, sayap-sayap berkepak
lalu semua pulang dengan dongak yang congkak, kau pun tergelak bahak
malam melangkah pulang
kabut datang berdendang
semua merasa menang
Bojonegoro 19092019
MERINGKAS PAGI
seekor burung kecil di ujung batang
ekor mungilnya dijungkat-jungkit, teriak bercicit-cicit
memaku pandang pada ufuk timur usai azan subuh
sudah tiga subuh ia bersamaku seperti itu
seperti ada janji untuk meringkas pagi bersama kekasih
aku masih di bingkai jendela menemani
sampai pagi meringkas diri demi hajat para bayi
Bojonegoro, 19092019
PASAK SEJARAH DI PENGGORENGAN
sepotong lidi korek api di tangan redaktur
dan sebuah penggorengan di atas tungku opini
sudikah memasak pasak-pasak kejujuran
agar sejarah tak dijarah para bromocorah di sidang rakyat
sebatang korek lidi dan penggorengan di tangan tuan
sudikah memasak pasak-pasak kebenaran
ataukah nasib kami harus terpasak di tiang gantungan
menunggu jerat tali di leher dikalungkan
Bojonegoro, 19092019
WAJAH BULAN DI KERANJANG BUNGA
sambil membenarkan tali pita di gaun
simpul senyumnya melipat garis di pipi
seikat bunga kuncup di keranjang dalam gendongan
jemarinya mungil lentik mengibas percik daki di lengan
lalu melangkah riang menari di pematang
ia melihat wajah bulan setengah bundar di langit siang
dipetiknya dengan nyanyian, dititipkan di keranjang
seikat kembang di keranjang bermekaran memeluk bulan
mengantar si gadis pulang merangkai dongeng malam
bagi sang ibunda yang malang, malam menanti di pembaringan
Bojonegoro, 19092019
ELEGI MERINGKAS SUNYI
diputarnya lagu
memecah kamar sepi
betapa tak terbentang jarak
antara tangis dan putik bunga pilu
kering ditimang vas bergaya gotik klasik
konstan dalam tempo irama detak jam dinding
melo lagu tanpa syair merayu dendang para kumbang
sepasang cicak yang galau memilih pergi
memancang harap sunyi sudi meringkas diri
membawa serta potret buram di dinding
atau biarlah belai angin mengusap kuncup bunga pilu
dan not-not lagu turut serta meringkas sunyi
juga bulir-bulir mimpi menata wangi peraduan
untuk esok, melahirkan kembali simphony di ladang aksara
Bojonegoro, 20092019
Support/donasi/dukungan :
https://saweria.co/SiswoNurwahyudi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar