NASKAH DRAMA
IDEO(T)LOGI TANDA PETIK
Karya : Siswo Nurwahyudi
(Bagian 1)
S I N O P S I S
Bagaimana
jika politik sudah dijauhkan dari ideologi?
Inilah tema kita di dalam naskah ini. Cerita dalam alur dan penuturan
yang renyah dan gampang dicerna dengan pendekatan drama realis. Digambarkan
jelas betapa dalam dan curamnya jurang pemisah antara nafsu/kepentingan politik
dengan kenyataan di tingkat lapang yang semestinya tidak boleh terjadi.
Dikemas
melalui delivery kisah terjadinya
bencana banjir di sebuah kota yang berdampak pada problematika ambisi kekuasaan. Tentu saja
berarti pula, bencana banjir tahunan yang melanda kota itu adalah problematika
pelik bagi kepentingan politik kekuasaan dari masa ke masa. Hal mana reputasi,
elektabilitas, dan daya pikat/pengaruh seorang pemimpin yang ambisius diuji dan
dipertaruhkan sedemikian rupa ditinjau dari segala aspek. Pastilah, aspek
politik akan menjadi panglima bagi sang pemimpin demi ambisi pribadinya.
PENOKOHAN :
1. Walikota.
Lelaki, politisi berusia matang.
2. Ajudan
Walikota (ASN). Boleh lelaki, boleh perempuan. Usia ±30 tahun.
3. Komandan
Satgas Bencana (ASN). Lelaki ±40 tahun.
4. Komandan
Posko Bencana (TNI/POLRI). Lelaki ±45 tahun.
5. Operator
komunikasi dan para Staff Satgas Bencana (ASN). Heterogen.
6. Para Relawan
Tanggap Bencana. Heterogen.
7. Wartawan.
Bisa lelaki, boleh perempuan. Usia ±30 tahun.
8. Ketua RW.
Lelaki ±50 tahun.
9. Tiga orang
satgas bencana Ormas. Heterogen.
10. Staff Ahli
Walikota. Lelaki ±45 tahun
11. Para anggota
Tim Ahli Percepatan Pembangunan. Heterogen.
Bojonegoro, 2
Nopember 2020
Penulis,
Siswo Nurwahyudi
IDEO(t)LOGI
TANDA PETIK
PANGGUNG PERTUNJUKAN INI TERBAGI DUA,
BISA ATAS-BAWAH, BOLEH JUGA KANAN-KIRI, PUN BISA BERIRISAN SATU SAMA LAIN.
TERSERAH SUTRADARA SAJA BAGAIMANA MENGATURNYA, ASAL SEMUA MATA PENONTON BISA
MENYAKSIKAN DUA-DUANYA SECARA JELAS, NYAMAN, DAN SANTAI. TETAPI BUKAN BERARTI
DUA-DUANYA TERPISAH SATU SAMA LAINNYA, TIDAK SAMA SEKALI. KEDUANYA MASIH TETAP BERADA
SEPANGGUNG. PALING TIDAK BEGINI : KEDUANYA BERADA DALAM KESATUAN WAKTU YANG
BERIRISAN DAN BERLATAR PERISTIWA YANG SAMA DI DUA TEMPAT YANG BERBEDA NAMUN SALING
TERINTERAKSI SECARA MASIF (LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG). DEMIKIANLAH ADANYA.
BAIKLAH, UNTUK MEMUDAHKAN KITA
MENGIDENTIFIKASI DI SISI MANAKAH TOKOH-TOKOH DI DALAM PERTUNJUKAN INI BERADA,
MAKA KITA NAMAI SAJA MASING-MASING, YAITU : PANGGUNG SATU DAN PANGGUNG DUA.
PANGGUNG SATU (P-1) : ADALAH SEBUAH
TEMPAT YANG TERIDENTIFIKASI SEBAGAI POSKO DARURAT BENCANA ALAM. TAMPAK SEKALI
DARI TATA LETAK PROPERTI YANG (BOLEH JUGA) DIKUATKAN DENGAN SEBUAH PAPAN
BERTULISKAN POSKO BENCANA (JIKA DIANGGAP PERLU).
PANGGUNG DUA (P-2) : MERUPAKAN RUANGAN
DI MANA DILAHIRKAN SEGALA HAL-IKHWAL KEBIJAKAN ATAUPUN KEPUTUSAN PENTING SOAL
SANGKUT-SENGKARUT MASALAH STRATEGIS TENTANG PENANGANAN BENCANA ALAM.
BABAK
I FADE IN:
MALAM HARI, TANGGAP DARURAT
BENCANA (EMERGENCY RESCUE).
(P-1) : PARA RELAWAN HILIR-MUDIK
SIBUK DENGAN TUGAS MULIA MEREKA. ADA YANG MENYERAHKAN LAPORAN, ADA YANG
MEMINDAHKAN LAPORAN YANG DITERIMA KE PAPAN INFORMASI, ADA PULA YANG DATANG
LANGSUNG REBAHAN SEBENTAR SEKEDAR MENGENDORKAN KEPENATAN YANG SANGAT, ADA YANG
LANGSUNG PERGI MELANJUTKAN TUGAS EMERGENCY.
PANGGUNG INI ADALAH PANGGUNG YANG TERLIHAT LEBIH SIBUK DIBANDING (P-2).
(P-2) : BEBERAPA ORANG DENGAN UNIFORM MASING-MASING YANG JAUH LEBIH BERSIH DAN LEBIH
RAPIH DIBANDING ORANG-ORANG DI (P-1). MEREKA DUDUK MENGELILINGI SEBUAH MEJA
BESAR, BEKERJA DENGAN LAPTOP MASING-MASING. KECUALI SATU ORANG, IA DUDUK DI
SUDUT DENGAN HEADSETT MENANGKUP DI
KEDUA TELINGANYA. WAJAH MEREKA PUN TERLIHAT LEBIH TENANG MESKIPUN JELAS TERSIRAT
ISI KEPALA MEREKA PUN TAK KALAH SIBUK DIBANDING ORANG-ORANG DI (P-1).
LAYAR SILHUET (BOLEH MULTIMEDIA ATAU LAINNYA) MENGGAMBARKAN KEPANIKAN
BENCANA DAN KESIBUKAN EVAKUASI.
001. DAN POSKO :
(P-1) (KONTAK
LEWAT HT) Contack, contack. Posko
selatan mohon ijin masuk. Copy, copy.
002. OPERATOR :
(P-2)
(MENERIMA DENGAN PESAWAT PORTABLE)
Oke, di-copy. Silakan masuk.
003. DAN POSKO :
(P-1)
Komandan sektor selatan di sini. Mohon segera penambahan personil dan armada
untuk evakuasi. Laporan di lapangan, situasi dan kondisi butuh kecepatan
penyelamatan penduduk yang masih banyak terjebak. Demikian mohon di-copy
.
004. OPERATOR :
(P-2)
Corect di-copy. Rescue,rescue,
emergency rescue, perhatian kepada semua satuan di lapangan, di sini posko
komando pusat. Berita dari posko selatan membutuhkan tambahan bantuan personil dan
armada untuk evakuasi darurat secepatnya. Yang terdekat dengan sektor selatan harap
secepatnya merespon sebelum jatuh kurban yang tidak diinginkan. Di-reapeat, Perintah darurat. sekali lagi yang
terdekat dengan sektor selatan diperintahkan secepatnya berkoordinasi dengan komandan
posko selatan untuk membantu evakuasi. Situasi dan kondisi sangat darurat.
005. RELAWAN :
(P-1)
Lapor Ndan, pengorganisasian lapangan sedikit krodit. Ada kelompok relawan
dengan kekuatan tiga regu yang belum terkonfirmasi kesatuannya ikut melakukan
evakuasi. Mohon petunjuk.
006. DAN POSKO :
(P-1)
Laporan diterima. (MEMERINTAH LEWAT HT)
regu satu, regu dua dan regu empat untuk merapat dan memantau gerakan evakuasi
liar. Jangan ada tindakan, sementara cukup dipantau saja dulu, ditanya baik-baik
mereka relawan dari mana. Amankan harta-benda penduduk Jika ada tanda yang mencurigakan
segera laporkan.
007.
OPERATOR :
(P-2)
(MELAPOR KEPADA KOMANDAN SATGAS) Lapor
Ndan, kondisi dan situasi di dilapangan sedikit bermasalah, ada pasukan relawan
tidak teridentifikasi membuat posko sendiri dan bergerak sendiri tanpa koordinasi
dengan satuan-satuan kita di lapang. Mohon petunjuk.
008. DAN SATGAS :
(P-2)
Pasti mereka lagi. Siapa lagi yang suka cari muka semau sendiri.
009. RELAWAN :
(P-1)
Lapor Ndan, sudah teridentifikasi. Mereka dari front ormas yang dulu itu lagi.
Sementara terpantau lengkap ada lima regu yang bergerak berpencar, dan satu
regu berjaga di posko mereka di dekat titik 07.
010. DAN POSKO :
(P-1)
Sudah saya duga. Pasti mereka lagi. Awasi mereka lebih ketat, lakukan pendekatan
persuasif. Bujuk agar mau datang kemari untuk berkoordinasi. Semua pengendalian
sektor selatan harus terpusat di sini.
011. DAN SATGAS :
(P-2)
Brengsek. Kalau mereka tidak bisa diajak koordinasi bisa bikin kacau situasi.
012. WALIKOTA :
(P-2)
(MASUK BERSAMA AJUDAN) Selamat malam.
013. SEMUA :
(P-2)
Selamat malam.
014. DAN SATGAS :
(P-2)
Siap, Pak Walikota. Siap menerima perintah.
015.
WALIKOTA :
(P-2)
Bagaimana kondisi di lapang?
016. RELAWAN :
(P-1)
Lapor situasi darurat Ndan, tanggul titik 11 sudah jebol. (MENUNJUK TITIK PETA DI PAPAN) Tepat di sisi ini Ndan. Wilayah
sekitar sini, sepanjang radius ini perlu penanganan secepatnya. Tempat pengungsian
terdekat ada di titik ini. Sementara sudah kita gerakkan evakuasi ke sana. Mohon
perintah.
017. OPERATOR :
(P-2)
Laporan terbaru Ndan. Semua warga di titik terdampak tanggul jebol sedang
ditangani. Tempat pengungsian sementara secepatnya butuh tenda darurat. Satu
helikopter sedang disiapkan mengirim logistik.
018. WALIKOTA :
(P-2)
Kalau begitu saya akan ikut pergi ke sana. Perintahkan heli suruh tunggu saya.
Yang di sini tetap siaga, laporkan pada saya setiap perkembangan. (KEPADA AJUDAN) Hubungi reporter tivi, bilang
kalau saya sendiri yang mengajak. (EXIT
BERSAMA AJUDAN).
019. DAN POSKO :
(P-1)
(BICARA DI HT) Regu tiga, regu lima,
di-copy. Di-reapeat, regu tiga, regu lima di-copy. Perintah komando pusat, harap posisi tetap di tempat pengungsian
sementara. Bapak Walikota sedang menuju ke sana. Sekali lagi, heli bapak
Walikota sedang menuju lokasi anda. Harap tidak meninggalkan lokasi. Untuk regu
yang lain tetap lanjutkan evakuasi. Di sini komandan posko selatan. Harap di-copy.
DI LAYAR, TERGAMBAR TERJADI PENINGKATAN
AKTIVITAS DAN KEPANIKAN MASYARAKAT YANG SEDANG DIEVAKUASI OLEH PARA RELAWAN
MENUJU TEMPAT AMAN. SUNGGUH MALAM YANG SANGAT
MENCEKAM.
020. WARTAWAN :
(DI DEPAN LAYAR)
Stop
press…!
Malam
mencekam, banjir menerjang
Kota
tanpa hujan, air bah turun dari gunung-gunung
Bencana
menghantam begitu tiba-tiba, siapa hendak sangka
Orang
sekota terhenyak dari tidur malamnya yang nyenyak
Tak
banyak waktu tersisa, menyelamatkan yang musti diselamatkan
Sudah
pasti, nyawa menjadi pilihan utama
Malam
mencekam, air bah menerjang
Kota
yang tanpa hujan dan amuk banjir menggulung memecah malam
Orang-orang
meninggalkan rumah mereka, bahkan tanpa bekal apa-apa
Bencana,
tanpa ampun menghajar seisi kota, di mana engkau Walikota?
Walikota?!
Di mana engkau? Walikota?! Engkau di mana?! Walikota…?!
TERDENGAR
SEBUAH HELIKOPTER SEDANG TURUN PERLAHAN UNTUK LANDING.
SUARA
HELI SEKEJAP MEMECAH MALAM, KEMUDIAN SUNYI.
~ FADE OUT ~
~ BLACK OUT ~
BABAK II FADE IN :
PAGI
HARI, MASA TANGGAP BENCANA
(P-1) : TIDAK BANYAK PERUBAHAN DARI TADI MALAM, NAMUN
BEBERAPA RELAWAN TERTIDUR PULAS DENGAN ALAS SEADANYA. SEDANG RELAWAN
YANG
LAIN HILIR MUDIK DENGAN KEGIATAN MASING-MASING.
SANG
KOMANDAN POSKO TERKANTUK-KANTUK DI
KURSINYA DENGAN KAKI MEMBUJUR DI ATAS MEJA.
(P-2) : OPERATOR KOMUNIKASI DIAMBIL ALIH ORANG LAIN.
KOMANDAN SATGAS AGAK SEDIKIT BERSANTAI, IA PUN TERLIHAT LETIH SEBAB DARI
SEMALAM TIDAK TIDUR SAMA SEKALI. YANG LAIN PUN PENAT DI DEPAN LAPTOP MEREKA.
021. WALIKOTA :
(P-2)
(MASUK) Selamat pagi semuanya.
022. SEMUA :
(P-2)
Selamat pagi.
023. WALIKOTA :
(P-2)
Sudah makan pagi?
024.
DAN SATGAS :
(P-2)
Siap. Sudah semua. (MENOLEH KANAN-KIRI)
Siapa yang belum?
025. RELAWAN :
(P-1)
(KEPADA DAN POSKO) Siap, belum Ndan.
Belum ada kiriman makan pagi sama sekali.
026. DAN SATGAS :
(P-1)
Pengungsi bagaimana? Sudah belum?
027. RELAWAN :
(P-1)
Siap. Belum ada sama sekali bantuan datang. Tapi dapur umum sudah diinstal, siap
dioperasikan. Tinggal menunggu logistik. Mohon petunjuk.
028. OPERATOR :
(P-2)
Di-copy. Laporan diterima. Logistik dan
bahan makanan di-copy masih dalam proses
kalkulasi. Akan diluncurkan satu-dua jam lagi.
Mohon di lapang dikondisikan kesiapannya. Demikian, bisa di-copy.
029. DAN POSKO :
(P-1.
MENJAWABDI HT) Oke, di-copy, bisa dipahami. Terima kasih.
(SETENGAH MEMBANTING HT DI MEJA)
Brengsek. Lapangan sudah berdarah-darah, kenapa mereka kerja administrasi saja
lamban sekali? Becus kerja apa tidak sih? Bagaimana bisa terulang-ulang, dari tahun
ke tahun sama saja? Kerja macam apa pula ini? Lalu, untuk apa semalam Walikota turun
lapangan? Hasilnya? (MENGANGKAT BAHU
SAMBIL NYENGIR)
030. WALIKOTA :
(P-2)
Terima kasih saya sampaikan. Saya sangat mengapresiasi kecepatan kerja dalam
penanganan bencana ini. Jika masih kurang di sana-sini, yah… bisa dimengerti
mengingat bencana ini jauh di luar perhitungan kita. Saya sendiri tidak
menyangka akan sebesar dan secepat ini datangnya.
031. DAN POSKO :
(P-1.
MENGGUMAM SENDIRI) Ahh…, kalau saja
mereka yang di atas cepat mengambil langkah tanpa ribet protap dan aturan.
Terlalu banyak bacot dari dulu juga, banyak debat di tivi tetapi cuma omong
besar. Buat apa perdebatan-perdebatan adu teori, beradu gengsi di media selama ini?
Hasilnya apa? Semua teori mereka hari ini sudah hancur-lebur diporakporandakan
fakta dan kenyataan. Andai saja mereka sadar, bencana ini sudah melempar bangkai
kata-kata mereka ke muka sendiri. Ha…ha…ha…. (TERTAWA TERGELAK)
P-1
: KOMANDAN POSKO MENDADAK MENGEREM TAWANYA SEBAB ADA DATANG SEORANG WARTAWAN. LALU IA
PURA-PURA SIBUK MEMERIKSA LEMBAR-LEMBAR KERTAS KERJA.
P-2
: WALIKOTA GELISAH, SEBENTAR DUDUK DI KURSI, SEBENTAR KEMUDIAN BERDIRI
MEMERIKSA KERTAS LAPORAN, LALU DUDUK DI SUDUT MEJA SAMBIL MEMBANTING KERTAS
LAPORAN DI MEJA.
032. WALIKOTA :
(P-2.)
Ya Tuhan, bagaimana bisa banjir datang separah ini? Sungguh tak habis pikir, kok bisa secepat ini? Kalau tidak
cermat dan hati-hati, bisa jadi makanan empuk bagi lawan-lawanku. Sialan betul.
Apa yang mesti aku katakan kepada publik? (KEPADA
AJUDAN) Bagaimana berita pagi ini? Maksudku,
apa kata media?
033. WARTAWAN :
(P-1)
Stop press..!
Pagi
mencekam, kota tenggelam
Beratus
ribu manusia dicengkeram kelam
Jiwa-jiwa
mendesis, anak-anak kecil menangis
Meninggalkan
apa saja harta-benda miliknya, letih semalam
Memacu
langkah seribu berebut kebut ke titik aman pertama
Sebab,
tak ada kuasa melihat bencana datang tanpa aba-aba
Dan
para penyelamat di atas boat, berpacu
dengan rasa cemas
Jutaan
pasang mata, di depan televisi terpana rana
Ini
bencana menikam rasa iba sangatlah dalam
Sedalam
air bah yang menyisakan ujung atap rumah-rumah
Masih
diuntung, tak satupun nyawa pergi tinggalkan badan
Berjejal
mereka di pengungsian, nelangsa bertawar dengan sang nasib
Pagi
berkabut tipis, memeluk perut, disapa oleh lapar yang mulai datang
Sang
matahari memanjat langit siang, mereka kian dibekam dahaga
Dan
para penjaga, hanya bisa menahan air mata
:
“Di manakah engkau wahai Walikota? Keluarlah dari kolong meja !”
Teriak
orang-orang, terpancar dari wajah mereka yang ditimang asa.
(Bersambung bag. 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar