NASKAH DRAMA MONOLOG PEREMPUAN: MONOLOG BOTOL PARFUM KOSONG

 


MONOLOG BOTOL PARFUM KOSONG

 

PANGGUNG FADE IN

SEORANG PEREMPUAN SEDANG MENGELAP SEBUAH BOTOL KOSONG BEKAS PARFUM. DI ATAS MEJA, BEBERAPA BOTOL LAGI BERJAJAR BERBAGAI MEREK DAN UKURAN. SEDARI AWAL BIBIRNYA TERSENYUM, SESEKALI UJUNG JARINYA DISENTUHKAN PADA UJUNG BOTOL DI MEJA. DAN MATANYA SESEKALI MENERAWANG MENGINGAT-INGAT APA SAJA YANG BISA IA INGAT TENTANG KISAH BOTOL-BOTOL PARFUM ITU.

 

001. PEREMPUAN :

(SAMBIL MENGELAP BOTOL, TERKEJUT MELIHAT KEHADIRAN BANYAK PENONTON, TERSENYUM MANIS MENYAPA PENONTON)  

Oh…, kalian sudah di situ rupanya. Maaf, agaknya saya terlalu asyik dengan botol-botol ini sampai tidak tahu kehadiran anda semua. Alangkah tidak sopannya saya. Sekali lagi, saya mohon maaf.

(MEMPERHATIKAN PENONTON)  Aduuuh… kenapa anda-anda tidak mengambil tempat di depan? Ayolah, jangan malu-malu begitu. Mari, mendekatlah. Masih banyak tempat di depan sini. Ayo…, mari…! (DIAM SEJENAK)  Nah… begitu bagus. Terima kasih, terima kasih.

(MELIHAT ARLOJI DI TANGANNYA)  

Ow…, sudah jam segini rupanya. Baiklah kalau begitu, kita mulai saja sekarang.

 

002. PEREMPUAN :

(MELETAKKAN BOTOL DI MEJA DI ANTARA BOTOL-BOTOL YANG LAIN)

Saudara-saudari semua mungkin bertanya-tanya untuk apa botol-botol parfum ini saya hadirkan di sini. Iya, semua botol-botol kosong ini. Saya harap sudi kiranya anda menyimak dengan seksama cerita panjang saya, sebelum saya nanti menawarkan tantangan untuk berantem habis-habisan setelah pertunjukan ini selesai. Iya, saya siap berantem hidup-mati jika cerita saya nanti benar-benar membuat anda jengkel dan marah. Saya jamin itu. (BERLAGAK BIJAKSANA)  Jadi, mohon duduklah dengan tenang, ambil nafas pelan-pelan, pusatkan konsentrasi, simak dengan seksama, diam… jangan ada suara selama saya menjalankan pertunjukan ini. Saya mohon, please… silent… semua saja, hp juga. (MENUNJUK KE SESEORANG)  Oh, yang di sana mau merokok? Boleh, meskipun saya tidak suka, tapi kali ini tak apalah asal gantian merokoknya biar tidak bikin udara di sini terlalu sesak. Terima kasih atas perhatiannya.

MASIH DENGAN SENYUMNYA YANG KHAS DAN PENUH MISTERI, PEREMPUAN ITU BERGESER AGAK MENJAUH DARI MEJA YANG PENUH BOTOL ITU. TEPAT BERDIRI DI TENGAH PANGGUNG SEDIKIT MENDEKAT KE PENONTON. KALI INI SEDIKIT GUGUP DAN GELISAH TETAPI TETAP BERUSAHA KERAS MEMPERTAHANKAN SENYUMNYA.

 

003. PEREMPUAN :

(MENGHELA NAPAS PANJANG SEJENAK, SENYUMNYA MEMUDAR)

 Hemmm…. Sebenarnya sulit bagi saya dari mana memulainya. Bisa saja saya mulai dari sembarang botol, sebab setiap botol ini memilki kisahnya masing-masing. Namun sayang, cerita-cerita tentang mereka sekarang sudah bercampuraduk tidak keruan di dalam kepala saya, seperti tumpukan segunung sampah yang semakin lama semakin terkorosi dan membusuk. Apa boleh buat jika cerita saya nanti membuat anda bosan, jengkel, bahkan marah. Jadi, siapkan diri anda baik-baik.

 

004. PEREMPUAN :

Baiklah, saya mulai saja. Saudara-saudari sekalian, saya percaya diantara anda pasti pernah menonton filem yang mengisahkan tentang seorang eksperimentalis yang sepanjang hidupnya terobsesi menciptakan aroma parfum yang tak pernah dibayangkan oleh seorang paling ahli sekalipun. Dan di akhir cerita dia sukses membuktikan hasil ramuan parfumnya dengan sangat gemilang. Efek aroma parfum yang dia tebarkan di udara seketika membuat seisi kota mabok cinta, semua orang terhipnotis, orang-orang mulai menanggalkan semua pakaian mereka, lalu dengan penuh nafsu mereka semua bercinta di lapangan terbuka tanpa rasa malu sedikitpun.

(MENARI GEMULAI DISELINGI DESAH DAN TAWA, GENIT DAN SEKSI)

Oh…, begitu dahsyatnya filem itu menggambarkan puncak adegan itu. Ah,…, aroma parfum itu telah menghapus kemarahan dan kebencian seisi kota pada dirinya, menyelamatkan dari hukuman pancung yang seharusnya sudah mengakhiri hidupnya saat itu juga. Oww… sungguh-sungguh gila. Cerita absurd yang sangat indah. Kisah itu begitu mengharu-biru.

(MENDADAK BERHENTI MENARI. WAJAHNYA MENEGANG. SUARANYA LANTANG)

Tetapi filem itu adalah filem paling busuk yang pernah saya tonton. Bagaimana mungkin seorang ahli meramu parfum harus lahir dan dibesarkan di tempat yang paling beraroma busuk. Bagaimana bisa wangi parfum dihasilkan dari cairan busuk mayat-mayat perawan cantik yang dia bunuh dengan tangannya sendiri. Filem yang betul-betul busuk, tidak berperasaan, tidak berperikemanusiaan. Saya maraah…! Filem itu telah membuat jiwaku mendidih. Saya tidak tahan, filem itu bisa membuat gila. Saya benar-benar maraaah…!!

(BERUSAHA KERAS MEREDAM AMARAH, NAPASNYA TERSENGAL-SENGAL. MULAI MENANGIS)

Yang paling membuat saya jengkel dan marah adalah harus jujur saya akui filem busuk itu digarap dengan sangat apik dan indah. Saya benci filem itu, tapi saya suka menontonnya. Entah sudah berapa kali saya tonton. Filem busuk itu selalu berhasil membuat hatiku patah, remuk, hancur berantakan.

 

PEREMPUAN ITU TERHUYUNG MENCENGKERAM JANTUNGNYA, TERDUDUK DAN TERKULAI IA DI KURSI. DEGUP JANTUNG DAN TANGISNYA PERLAHAN MEREDA. MENGAMBIL SEHELAI KERTAS TISSUE, MENGELAP AIR MATANYA.

 

005. PEREMPUAN :

(MENGAMBIL SIKAP DUDUK DENGAN ELEGANT) Saudara-saudari, di antara anda semua tentu sudah pernah mengenal saya. Dulu wajah saya sering nongol di televisi, di koran-koran nasional, di acara-acara kenegaraan. Sering juga mendampingi kunjungan pejabat-pejabat ke luar negeri. Ya. Dulu saya adalah salah satu di antara perempuan-perempuan wangi di negeri ini. Saya dulu adalah perempuan terhormat di negeri ini. Sekarang? Entahlah. Bahkan saya sendiri tidak yakin apakah masih ada sisa wangi pada diri saya. Yang pasti, saya sekarang sedang dalam posisi bertahan hidup-mati menjaga agar situasi dan kondisi saya tidak membusuk terlalu cepat. Jika bisa, saya mesti mendapatkan kembali hidup saya yang wangi seperti dulu. Semua kehormatan saya. Tapi, apakah mungkin?

 

006. PEREMPUAN :

  (MENARIK NAPAS, BANGKIT DARI DUDUK)  Lima tahun saya mendekam di penjara. Tuduhan koruptor yang disandangkan pada diri saya dulu itu sungguh sangat kejam dan tidak adil. Betapa tidak, apalah diri saya ini? Mereka yang menikmati pesta besar hasil korupsi justru tidak tersentuh sama sekali. Saya ini ibarat sisa kunyahan yang terselip di celah gigi mereka, kemudian dicukil dengan tusuk gigi dan dienyahkan begitu saja. Kenapa bisa semua tuduhan itu di arahkan pada diri saya. Sudah saya ungkap semua dengan tuntas dan sejujur-jujurnya di depan jaksa dan majelis hakim. Semuanya, tidak lebih dan tidak kurang. Saya akui dengan jujur, saya ikut terlibat dan turut bersalah dalam perkara itu. Tetapi keterlibatan saya sebatas membantu memanipulasi agar proyek-proyek busuk itu beraroma wangi di mata masyarakat. Dalam proyek jahanam itu posisi saya sebagai seorang profesional yang bekerja secara profesional. Puluhan tahun mereka menikmati pesta hasil kerja saya yang rapi dan profesional. Sehingga nama mereka semakin cemerlang. Karier mereka semakin gemilang. Puluhan tahun saya telah membantu mereka mendapatkan segalanya. Jabatan, kedudukan, kekayaan, kewibawaan, bahkan kekuasaan. Kurang apa lagi coba?

 

BERGEGAS MENUJU TEMPAT BOTOL-BOTOL PARFUM. MENYAMBAR SALAH SATU BOTOL, NAIK KE KURSI DAN MENGANGKAT BOTOL TINGGI-TINGGI

007. PEREMPUAN :

Inilah saya di masa lalu, perempuan wangi yang nyaris mencapai puncak tertinggi. Orang-orang datang seperti semut berebut sebutir gula-gula. Pejabat, politisi, pengusaha, tokoh agama, para cukong, calo, sampai para pengibul, semua datang padaku dengan segenap rayuan dan bualan. Dan sebagai seorang profesional saya pantang mengecewakan. Semua saya layani dengan baik dan sungguh-sungguh. Saya pertaruhkan profesionalitas dan harga diri saya demi kepuasan semua klien saya.

(MENURUNKAN BOTOL, MENGACUNGKAN LURUS KE DEPAN)

Sampai akhirnya saya harus menjadi seonggok daging busuk di dalam kerangkeng penjara tanpa ada satupun di antara mereka yang sudi peduli. Mereka semua memang busuk. Pejabat busuk, poitisi busuk, pengusaha busuk, tokoh agama busuk, para penjilat busuk, calo-calo busuk, semua tidak akan pernah saya maafkan.

 

008. PEREMPUAN :

 (TURUN DARI KURSI, TERDUDUK LEMAS))   Di dalam penjara, banyak orang-orang semacam saya, yang sebelumnya menjalani kehidupan menjadi penebar wangi untuk menutupi aroma busuk perbuatan manusia-manusia laknat. Ya. Filem itu. Filem itu telah benar-benar membuka kesadaran saya tentang semua itu. Bahwa aroma parfum yang paling dahsyat adalah wewangian yang diramu dari sekumpulan lendir yang paling busuk di muka bumi. Kalian boleh percaya atau tidak percaya. Terserah. Faktanya memang, kalian masih gandrung memuji dan memuja setinggi langit seolah mereka makhluk paling bersih dan paling wangi di negeri ini. (TERSENYUM SINIS) Seandainya kalian tahu seberapa busuk mereka itu.

(BANGKIT DAN MENDEKATI BOTOL-BOTOL PARFUM. MELETAKKAN BOTOL)

Saat ini saya dan banyak orang di luar sana berakhir menjadi botol-botol parfum kosong. Apa lagi yang bisa diperbuat oleh botol-botol kosong semacam ini? Saya membayangkan, alangkah bernilainya botol-botol kosong ini seandainya kisah masa lalunya tidak berawal dari cerita busuk. Ah, tetapi sudahlah. Saya toh sudah kehilangan banyak hal baik dalam hidup saya. Rumah megah, villa, apartement, mobil mewah, uang, keluarga. Semua kekayaan dan kehormatan saya sudah ludes dengan sangat cepat sejak saya diputus bersalah oleh palu hakim di ruang pengadilan penuh lelucon yang tidak lucu itu. Saya merasa hari kiamat sudah semakin dekat. Tetapi saya percaya saya belum kehilangan segalanya. (SUARANYA MENDADAK BERGETAR)  Saya masih punya Tuhan.

 

IA MERASAKAN DADANYA BERGETAR. GETARAN ITU MENJALAR KE SELURUH URAT NADINYA. IA MEMANDANGI PENONTON SATU-PERSATU. SUARANYA MASIH BERGETAR, KATA-KATANYA MELUNCUR DENGAN CEPAT.

 

009. PEREMPUAN :

Iya, Tuhan Yang Maha Wangi. Cuma Dia milikku yang tersisa. Siapa lagi?  (MENUNJUK SATU-SATU)  Kamu? Anda? Atau kamu? Anda-anda semua yang di sana? Tidak.

Kalian semua tidak lebih kejam dari para manusia busuk yang kalian puja seperti berhala. Sementara kepadaku, tidak pernah lagi satupun kalimat yang baik keluar dari mulut kalian. Kenapa kalian terlihat tidak suka jika saya menyebut kata Tuhan? Sepertinya kalian tidak rela orang seperti saya mendadak mengaku punya Tuhan. Kalian mau apa kalau iya? Mau berantem? Mau mengeroyok rame-rame? Ayo maju semua, saya siap berantem hidup-mati demi mempertahankan Tuhan saya. Ayo, maju kalau berani. Kenapa? Apa kalian sudah jadi pengecut? Mana kata-kata kejam kalian yang dulu itu? Apa kalian cuma manusia-manusia yang hanya bernyali di medsos saja? Atau ternyata kalian baru sadar, bahwa kalian pun selama hidup menyimpan kebusukan di balik topeng wangi di wajah? Jangan-jangan Tuhan juga sering kalian gunakan sebagai parfum pewangi mulut saja.

 

SEKARANG TAWANYA TERGELAK, PEREMPUAN KITA TERLIHAT SANGAT MENIKMATI TAWANYA. IA PUN BICARA SAMBIL TERTAWA-TAWA.

 

010. PEREMPUAN :

Ha…ha…haha… haha….. lucu sekali. Saya selalu geli sendiri sekarang. Hahaha… haha… Dulu saya juga seperti mereka. Kemanapun dan dimanapun suka sekali bawa-bawa nama Tuhan dalam setiap pidato, setiap bertemu para wartawan, atau kapanpun bertemu masyarakat. Paling tidak sekedar bilang puji syukur, alhamdulilah, insyaallah. Hahaha…haha…hahaha…. Kata-kata itu berhamburan begitu gampang seperti semprotan parfum yang lepas dari botolnya. Jessss……ssss….! Haha…hahaha…hahaha…. Seolah keluar dari mulut manusia mulia yang tidak punya dosa. Hahaha… hahaha… hahaha…. Padahal semuanya dusta. Dusta…! Dusta…!

 

011. PEREMPUAN :

(BERHENTI TERTAWA, DAN BERBICARA LANTANG)  Ya, beribu dusta itu dibungkus sedemikian rupa dengan kata-kata surga. Bahkan nama Tuhan pun dengan enteng diucapkan demi menyimpan kebohongan di celah ketiak, juga di balik kata sumpah di ruang pengadilan, di forum-forum resmi, di mimbar-mimbar jalanan, di mana-mana. Di luar sana nama Tuhan ibarat merek parfum murahan saja. Itu terjadi setiap hari, setiap jam, setiap menit, sepanjang hidup anda semua. Dan kalian diam, kalian tidak berbuat apa-apa, kalian puji-puji setinggi bintang. Iya, anda-anda semua. Kasihan sekali, betapa konyolnya hidup kalian, botol-botol kosong yang tidak berguna.

(BERDIRI DI ATAS KURSI. BERKACAK PINGGANG)  Inilah saya yang sekarang. Seorang pelaku sekaligus penyintas. Saksi hidup persekongkolan-persekongkolan busuk yang pernah terjadi di negeri ini. Orang yang meragukan tegaknya hukum. Orang yang tidak lagi percaya pada kemuliaan politik. Orang yang dianggap sudah gila di saat benar-benar dalam kondisi waras. Saya sudah selesai dengan hidup saya. Kurang apa lagi saya? Saya sudah selesai. Sudah cukup. Saya sudah…. (HAMPIR MENANGIS. NADA SUARANYA MERENDAH)  Cukup! Pertunjukan ini sudah selesai. Jika kalian merasa tersinggung dan marah karena pertunjukan saya ini, sebentar nanti saya tunggu di luar sana. Tetapi sebelum kita berantem habis-habisan, ijinkan saya bersopan-sopan sedikit, satu kata saja, terima kasih. Sekali lagi, terima kasih.

 

BLACK OUT

 

~ ~  S E L E S A I ~ ~

 

Bojonegoro, 30 Desember 2021

 Siswo Nurwahyudi


Support/donasi/dukungan :

Klik di sini




Tidak ada komentar:

Posting Komentar