PUISI CATATAN RAMADHAN 1442 H / 2021 M










PUISI CATATAN RAMADHAN 1442 H





Hari Pertama


sesudah hari kemarin di akhir Sya'ban
akan menjadi kenangan di esok hari
sekarang bulan Ramadhan

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi



Hari Kedua


pukul dua tiga puluh dua
menjelang makan sahur
belum juga kudengar riuh kenangan
tiga puluh lima puluh tahun lalu
tangan-tangan dekil, berkalung sarung
menenteng suara langit
bunyi-bunyian bambu bertalu-talu
menjadi penegas
ini bulan Ramadhan
dan berharap esok hari
tak melewatkan itu di malam ketiga

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Ketiga


begitu selalu
sebentar nanti
sejuk subuh
musti direlakan pergi
dan burung-burung malam
bersarang pada sifat kodrat waktu

hari ketiga tak sebatas istilah
untuk memberi tanda giling roda
berporos dan memutar masa

kau boleh bilang hari esok itu nisbi
tetapi hidup bukan saja milik ini hari
begitu juga Ramadhan kali ini

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Keempat


penghujung malam
dalam tadarus al-kalam
surau di batinku berdinding sejuk udara
titik-titik air sisa gerimis sore ditimang dedaunan, berkata :
"beberapa menit lagi masuk hari kelima"
"ini sudah hari kelima", jawabku
ya, inilah Ramadhan
sepersedetikpun sangat berarti

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Kelima

ada janji yang belum kulunaskan
penat kepala belumlah reda
dan belumlah tuntas kubaca kitab-kitab
tentang empat kereta senja di stasiun menjelang
ini hari kelima
di hari kemarin hampir terlewatkan
mencatat kisahnya, demikian
nyanyian Ramadhan yang rapat irama

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Keenam

kemudian langit pun diam
memberi waktu kepada burung-burung
berkhidmat dan menjadi saksi atas orang-orang yang sujud
untuk kemudian merayakan dengan kicauan merdu mereka
fajar Ramadhan hari keenam mestilah sesyahdu lagu rindu

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Ketujuh

semacam siang milik para petinju
basah peluh di dalam atmosfer sasana candradimuka
pendadaran diri di dalam pertapaan diri sendiri-sendiri
dan menghitung sendiri tujuh bintang dan tujuh matahari
di ruang pertarungan sunyi Ramadhanmu sendiri
atau menyerah mengaku kalah
tanpa pertarungan

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Kedelapan

seandainya angin tak ingin
tak akan ada rambat suara di sini
dari spiker itu ia hantarkan ke kamarku
suara-suara Ramadhan
malam kedelapan

demikianlah semestinya cintaku pada-Mu
aku udara, dan Engkau angin bendara
berserah diri walau harus menjelma badai
betapapun bila aku tak ingin, karena
jiwa raga ini bukan milikku
seutuhnya

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Kesembilan


senja menjelang
burung-burung pulang
seorang anak gadis di jendela
diam menatap ujung cakrawala
separuh wajah bulan tersenyum
bibir mungilnya pun membalas,
"selamat berbuka", katanya

hari kesembilan Ramadhan
dan sisa euforia kaum perempuan kantoran
menyambut malam, dan rembulan
juga si gadis kesepian yang malang

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi





Hari Kesepuluh

ada pengembaraan yang khitmad
pada sebuah perjalanan panjang seharian
antara mitos dan pengakuan keakuan
pergulatan ego, menuliskan epos di buku diri
membusung dada meski setengah malu-malu

lalu datang orang-orang dari kehidupan masa lalu
menampakkan sorot mata teduh sebiru gunung
memahat bait-bait syair di pokok-pokok kayu dan batu
suluk tentang kisah sepertiga Ramadhan
kalimat-kalimat yang menggiling ulang mata angin

demikianlah akhirnya
aku kembali pulang
pada rumah yang benar

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Kesebelas


hari kesebelas Ramadhan
tepat di hari Jumat
ingin kuikat lekat
tanpa kidung dan sajak-sajak
biarkan semurni madu bunga rebak
sudah cukup, kunikmati saja
apa adanya

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Keduabelas


Ramadhan,
ini malam ketigabelas
di atas rasa syukur masih diberi umur
bertadarus puisi yang lahir dari tanah subur
di ladang luas milik para penyair
tempat dendang dan pepujian mengalun mengalir
untukmu, dan Tuhan

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Ketigabelas


bak palung di dasar samudera
hati manusia, hati manusia
riaknya berisik di permukaan saja
karena angin, ikan, dan camar yang mengusiknya

kata cerita,
di jantung palung itu
pendar cahaya Ramadhan
lebih terang dari seribu sari matahari?
ini hari ketigabelas
sebiji sari pun aku masih mencari

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Keempatbelas


aku berhenti meniupnya
jari-jari masih memeluk lubang seruling
sejenak memejamkan mata
mengeja nada-nada di relung jiwa
menemukan kembali titian yang sempat terlupa
menitipkannya pada sela barisan partitur
simphoni Ramadhan hari keempatbelas

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Kelimabelas


pohon-pohon jati, dedaunan jati
di belantara habitat para pengampu ilmu
tempat para empu penjaga negeri bersemayam
belumlah datang angin kemarau
satu-satu daun gugur dari reranting
menyisakan pokok-pokok berbuku
meninggalkan kami yang telanjang kepala

Ramadhan hari kelimabelas
pepohonan jati, ranting-ranting
satu lagi gugur daunmu
di depan mata sembab rasa kehilangan
meski tak mencemaskan
akan surgamu
di sana

sugeng tindak Kyai
 
#siswonurwahyudi




Hari Keenam belas


sepasang sepatu kulit punyaku, hitam
dan semut-semut pudak yang bersarang di dalam
pasti, tak akan rela kupindahkan
ratusan butir putih telur jadi segumpal alasan
ya, semut-semut itu selalu punya alasan
sederhana, kuat dan masuk akal

Ramadhan hari keenam belas
aku belajar lagi tentang motivasi dan cinta
dengan bahasa yang paling sederhana

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Ketujuh belas


selamat pagi
Ramadhan
kuingin
melupa segala yang kuingin
sehari saja
karena ini
hari ketujuhbelas

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Kedelapanbelas


kali ini begitu banyak file sampah
kanal distribusi di hapeku tersumbat
mustikah kupusingkan
agar aku lancar terhubung denganmu?
aku tak paham benar,
begitu pulakah cara Ramadhan
mengusik kesadaran,
menikam keserakahan,
membedah kedengkian?
ini baru hari kedelapanbelas?
ya, persisnya malam kesembilanbelas
adakah aku sampah bagimu?
saranku, tanyakan pada malam akhir Ramadhan
sebelum engkau memuntahkan diriku

(sebab bulan tetaplah bulan yang timbul-tenggelam)

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Kesembilanbelas


ia bernama hidup
lahir dari rahim sebutir biji
sendiri, tumbuh dalam buaian angin
kaki-kakinya mencengkeram tembok bata
aku biasa memanggilnya sunyi
dan sepertinya ia sama sekali tak suka
sepuluh detak waktu yang lalu ia menuliskan namanya
sayang terlalu jauh untuk kueja tanpa kacamata, atau
jendela kamar rusunawa ini terlalu tinggi, oh tidak
sebenarnya tidak lebih tinggi dari kepengecutanku
tak lebih pula dari citra kecongkakanku
atawa aku terlalu berlebih merendahkannya
namun sinyal itu begitu terang, ia tertawa dan berkata :
"jangan pernah panggil aku sepi!"

Ramadhan
pagi hari kesembilanbelas
ada kuncup daun melambai matahari
dan seekor kecoa yang setia menjaganya

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Keduapuluh


apa arti sebuah tanggal diberi nama hari perayaan?
sekarang hari pendidikan, kemarin hari buruh
juga hari-hari perayaan yang lain
ada lokal, regional, nasional, internasional
Ramadhan pun punya hari nuzulul Qur'an

ramai poster dipampang, kadang asal dan serampangan
riuh-rendah tanda selamat dan ritual digelar
ada yang dimegah-megahkan seolah takut direndahkan
hingga lupa ada yang tersakiti oleh kemegahan itu
kelaparan dan ketidakadilan
lalu ketika mata terbuka, ringan saja bilang tak sengaja
begitulah biasanya

hari ini, dua per tiga Ramadhan
masih kencang saja digulir-gulirkan
kampanye donasi pengganti kapal selam yang tenggelam
di tengah kabar wabah korona yang semakin seram
di lain sisi, ada orang berpeluh-peluh cari makan
masih sempat juga menghitung tanggal
kapan hari lebaran?
 
selamat berpuasa

#siswonurwahyudi





Hari Keduapuluh satu


kesaksian
di langit gawai, ada
sekelumit peristiwa, ada
anak-anak adam, terbakar
(lebih tepatnya membakar diri, mungkin)
di dalam sebuah masjid yang suci
api di mulut mereka berkobar-kobar
: ini rumah Tuhan, bukan pasar!
: lepas masker atau keluar!

badai korona, oh korona ciptaan siapa?
telah menambah satu lagi sasaran kebencian
kebencian yang diberi hak untuk membakar apa saja
pun di dalam tempat yang diagungkan kesuciannya
seolah kebencian lebih suci dari rumah suci itu sendiri

Ramadhan,
malam keduapuluh satu
kesaksian,
di masjid itu,
nafsu amarah dimenangkan

Tuhan Maha Pengampun
Tuhan Maha Pengasih dan Pemurah
Maha Suci atas segalanya

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Keduapuluh Dua


kamilah desa
keperkasaan tanpa keangkuhan
tempat padi tumbuh bersama gulma
dan kami membersihkan diri
sepenuh kesadaran dan kesabaran
karena cuma itu yang kami punya
kecuali lumpur sawah di tubuh
jiwa jauh dari mengenal kekotoran
seperti khitah Ramadhan

hari keduapuluh dua
setia cinta panas matahari
batang semi bayi-bayi padi
mohonlah berbuah rizki

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi




Hari Keduapuluh Tiga


mestinya aku suka
hari ini akan padat
melapis
jikalau saja kamu tak datang
sangatlah tiba-tiba

Ramadhan
hari keduapuluh tiga
tak jelas mana kaki mana kepala
sama-sama pegal sama-sama pusing
terang subuh
pantaskah mengeluh
tidak, jawabku

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi





Hari Keduapuluh Empat


lima ekor angsa
pekak suara
satu kepala
lima muara

Ramadhan, dan
hujan semalam
suara angsa
lima kepala
hilang nuansa
cerah siang
hari keduapuluh empat
belumlah beda

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi





Hari Keduapuluh Lima


hari ini hari ganjil Ramadhan
seekor laba-laba i'tikaf di sarang
nyanyi bisu dedaunan dan reranting
di rerumputan, dua anak kecil terpukau
dialektika murni tanpa syak prasangka

hari keduapuluh lima, jadilah
saksi yang adil, biar
kebenaran tetap terhampar

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi





Hari Keduapuluh Enam


hati dan pikiran seperti pelampung
satu ada di kiri, satu di kanan
tubuh menjadi perahu, dan
kehidupan bernama samudera

Ramadhan hari keduapuluh enam
pergulatan menjaga kewarasan
atau perahu retak lepas tenggelam

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi





Hari Keduapuluh Tujuh


seekor kumbang di taman
mengemas sepertiga siang
putik-putik sari bergetar-getar
debar hati menjadi kisah mereka

hari keduapuluh tujuh Ramadhan resah
kesah orang-orang yang tak bisa pulang
dengung sayap mereka tak segairah kumbang
di pemakaman, pusara-pusara merindu kembang

kisah kumbang dan kembang bukan lagi hiburan
di manakah engkau senandung pelipur lara?
kemanakah engkau senandung pelipur lara?

langit diam,
angin membisu,
lautan membenamkan debur,
dunia segersang dinding bukit kapur
di dada, gelegak magma terbekam
sedang puasa musti memasung kegilaan
semua menanti jawaban
semua merindu lampiasan

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi





Hari Keduapuluh Delapan


sifat melekat pada benda
amal lekat di perilaku
apa tanda putaran waktu?
usia
usia
usia
yang tak akan bisa menipu
juga hari ini, kemarin, atau esok
meski Ramadhan berulang dan berulang
detik ini, sedetik kemudian sudah menjadi kenangan

ini hari keduapuluh delapan
berapa hari usia hidup kita sekarang?

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi





Hari Keduapuluh Sembilan


betapa hari ini kuingin
melebur semua sesak dada menjadi baja
lalu memilinnya menjadi pegas yang lembut
kupancang kuat-kuat di bumi Tuhan
di bawah rindang awan siang, dan di cerah malam
menjadi tempat bagi orang-orang kalah beristirah
juga tempat bagi jiwaku melepas segala lelah

demikianlah impian sebulan Ramadhan
di hari keduapuluh sembilan
andai berlebihan, semoga diampunkan

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi





Hari Ketigapuluh


subuh hari ketigapuluh
Ramadhan berlabuh
gulung layar, membuang sauh
menitip kabar pada camar
ke desa-desa dan bandar-bandar
bumi hari ini, secerah seribu bintang bersinar

selamat berpuasa

#siswonurwahyudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar