PUISI MERAWAT NEGERI



MERAWAT NEGERI
Kumpulan Puisi






(1)
APA ARTI KATA-KATA BAGI MEREKA


kita masih hendak bersajak tentang arti pagi
sementara para petani sudah berpeluh-peluh
tangan mereka yang cekatan sudah basah berlumpur
dan sebelum bagian akhir sajak kita tuntaskan 
punggung mereka berkilat-kilau memantulkan sinar matahari

kita yang berpuisi tentang keperkasaan mereka
menyusun kata-kata indah untuk mengabarkan pada dunia
dengan segala pongah dan sikap sok tahu kita
mencoba memaknai arti keringat dan kehidupan mereka
toh tak membuat hidup mereka mengerti makna sayap puisi 
apakah sajak-sajak berpelangi mampu mewarnai hidup mereka
tahukah mereka bahwa kita hadir lewat syair dan sajak cinta
seperti kita yang sangat menikmati aroma peluh mereka
hingga kita tak pernah puas mengabarkan
biarpun dengan berjuta tulisan sajak tentang mereka
meski kita tahu mereka tak mampu menikmati
sebab bagi mereka, kerja adalah memerah peluh dan harapan
bagi kita, kata-kata adalah persembahan bagi kehidupan dan Tuhan


27042018



(2)
KAU CIPTAKAN GENERASI BUNGKAM


nafsu politikmu itu nafsu memberanguskan
tak hirau pada kemuliaan nilai hakiki manusia
makhluk Tuhan yang disematkan keunggulan akal
menjadikanmu makhluk paling berbudaya
yang dilimpahi karunia keagungan tak terkira
pantaskah kiranya yang telah kamu perbuat itu?

orang bercurah hati, kau jawab caci-maki
sedikit saja berpendapat beda, kau sebut menghina
bersantun bahasa sastrawi, kau lapor ke polisi
gambar karikatur tak bersuara, kau cerca menista
yang berteriak mengumpat, langsung saja kau sikat
sebegitu mudahnya kau tersinggung dan marah
sebegitu alerginya kau dengan meja musyawarah
kau paksakan orang untuk melihat dengan matamu
kau ikat orang untuk berpikir memakai otakmu
dan mulutmu kau tasbihkan paling sah untuk bicara
haqul yakin, jika kau berkuasa nanti
akan tercipta generasi bungkam dan takut
seperti sejarah kediktaturan yang sudah-sudah
darah dan nyawa manusia tak berdosa berharga murah


26042018



(3)
HABIS TERANG, GELAP TAK HABIS-HABIS


Kartini, kini kau batu nisan yang sunyi
para peziarahmu hanya pintar menyebut namamu, lupa
spirit perjuanganmu jauh lebih penting dari itu
suri-tauladan darimu hanya dimaknai dengan berhias mahal, juga
taburan bunga-bunga kata dari para penyair salon, dan
sebentar nanti semua kembali menguap dalam gelap
kala cahaya bulan April tergelincir di ujung cakrawala
usai pula pesta panen bunga harum atas namamu
sementara pusaramu tetap sepi, berselimut kegelapan


25052018



(4)
TETAPLAN MENJADI INDONESIA


Indonesia,
tetaplah engkau menjadi Indonesiaku
negeri dengan sejuta aroma bunga
swarga purba memancarkan cahaya
bumi subur yang menumbuhkan para pencinta
tanahmu terhampar hijau dan lapang
gunung, lembah, sungai, ngarai, dan lautan
tak pernah kering menghidupi ratusan juta jiwa

Indonesia,
warna-warni kami adalah kekayaanmu
mata rantai kebhinekaan yang berikat kokoh
dari ujung timur hingga ujung barat
paling utara sampai paling selatan
kilau cahayamu membelah pelangi
menjadi ribuan warna berkerlap-kerlip
tak akan sempurna jika warna dipisah sebijipun

Indonesia,
dekap erat citramu yang agung
jagalah tanahmu sebagai bunda kandung
tempat lahir nilai-nilai dan adab yang tinggi
serta hutan yang teduh dan sejuk danaumu
rumah yang aman dan nyaman bagi semua
tak ada rasa takut, tak ada tindas-menindas
tanah yang menyuburkan rasa saling kasih
menjaga budi, tak ada benci dan caci maki

Indonesia,
tetaplah engkau menjadi dirimu
apapun yang disandangkan pada tubuhmu
tetaplah engkau bernama Indonesia
bagaimanapun wadagmu dipoles dan dibentuk
tetaplah jiwa Indonesiamu yang bersemayam
sebab kamu adalah Indonesiaku, lain bukan



08042018



(5)
DEMIKIANLAH PENYAIR BERKARYA
.

ada sejuta manusia, ada sejuta cerita
di antara hamparan jagat dan kehidupan
ada seorang, hadir bak nelayan berpukat
menjaring tebaran kisah, tepat di muara
memilah dan menggolong-golong sepenuh jiwa
merawat dan memijahkan sari-sari
di dalam keramba-keramba berombak lembut
menjadi mutiara-mutiara dipetik satu-satu
tanpa pernah mengharap piala atau hadiah
tak peduli siapa akan memahaminya
sebab mutiara tak kan pernah hilang cahaya
meski ditimbun berton-ton sampah membara
tak bisa mengubahnya menjadi arang
juga tak mungkin ia telan kembali menjadi tai
ia melepasnya seperti burung-burung dan ikan-ikan
untuk dipetik oleh siapa saja, menghiasi hidup
agar sejarah manusia tak kehilangan ruhnya

jika mutiara adalah partikel jiwa
aksara dan kata adalah cahayanya


Bojonegoro, 01042018


(6)
MASIH CUKUP WAKTU
.
tak apa
jika pintu itu belum mau terbuka
di sini ruang kita masih cukup lapang
mata masih terang mengeja aksara langit
mantera di buku pun belum kita tuntaskan
kita duduk saja menghitung waktu purnama
tak apa
masih cukup waktu untuk menunggu
mengisi malam dengan kosong di pelataran
membaringi coretan-coretan di lembar tikar
sambil lalu menjadi penjaga ruh para inang
lagipula kita memang pantas menjaganya
tak apa
syahwat liar dan rasa penasaran tertambat
terkurung di ruang dingin tak beratmosfer
menjelma kepompong sutra putih
ruang suci pertapaan candradimuka
kemudian terlahir kembali bermetamorfosa
lebih perkasa cipta dan batinnya
menitiskan cahaya surgawi dalam jiwa
tak apa
masih cukup waktu


Bojonegoro, 31032018



(7)
BELANTARA TUA, SIAPA PENUNGGUMU


ooeeiiooaaiioo....
siapakah penunggu belantara tua ini
ketika hujan caci menikam tanpa hati
sungaimu mengular tanpa riak dan buaya
busur dan panah tak menemui korbannya
aku seperti tarzan kehilangan julur akar
melata tak berkaki, hilang digdaya
eeoooaaiiioioo....
belantara tua milik siapakah ini
sunyi suara, purnama tanpa nyanyian serigala
gugusan galaksi di langitmu menangis
ilalang tanpa sentuhan kaki belalang
aku seolah pertapa kehilangan mantra
mimpi bagai kabut meniti angin hilang musim
aaiiooiiooo....
belantara tua macam apakah ini
merintih dalam gigil, lunglai tak bernyali
aku laksana peluit kereta besi berkarat
menindas jalan kemalangan berlumut
oooaaaiiioooeeeooo....
belantara tua, ke manakah hendak berkemas
merubuhkan benteng-benteng kokohmu
sementara kekar akar-akar pohonmu belumlah rapuh
aku hilang sabar untuk membakar wangi dupa
berharap jiwa-jiwa kembali, menjadi milikmu lagi
menemukan hidupmu kembali
oooiiiaaaiiiooooeeeoooo.......!!!


21032018


(8)
MALAM LALU DAN KINI


malam lalu berpuluh tahun berlalu
mengunjungi penatmu kembali kini malam
masih dengan rasa yang sama
masih membawa cinta yang sama
lalu dan kini hanya berjarak seputaran waktu
hanya rupa raga yang berbeda
di jiwa masih berasa semula
malam lalu dan kini malam
masih sama


17032018
#malamdisanggartiunesa


(9)
MENJADI TIMUR ATAU KE BARAT


itu pilihanmu
menjadi timur atau
lari ke barat
bukan tentang mataangin
ini soal rasa dan keadaban
sementara yang di barat
gelisah ingin menjadi timur
sebab di sini matahari memulai
menjadi simbol kesadaran
kewarasan dan sehalauan semesta
hati melambai ke barat, tempat
kegelapan yang kaucita-cintakan
mengajakmu kembali
pada khitahmu semula
kali ini kamu boleh marah
tetapi untuk apa?


10032018


(10)
HWANG WUNG ING


marahku yang ini, kekasihku
hanya permainan dinding cermin
berpantul, efek kejut murahan
para pesulap jawara
entah sebab apa, aku merasa
bahagia, mungkin sekali ini aku
merasa terlahir untuk kesekian kali
setelah kunikmati kematian
tanpa ruang hampa


28022018


(11)
Cerita Kita Karena Kita Ada
biarpun terpisah jarak beratus kilometer
kenangan tentang kau begitu dalam
tentang jabat erat dan saling berbagi
tak semilipun terputus ranggas
kini kita sama-sama tua
sama beban, menjaga tradisi
untuk diwariskan dari generasi ke generasi
pertalian kita memang sudah sangat tua
menembus jarak, ruang, dan waktu
sedari kita belum khitan hingga jembut ubanan
berdua masih kerap saling menjelang


#salamlimajari
@Nanang Khalik


(12)
SAJAK INI


wajahmu riak air kolam
ketika kerikil kecil kujatuhkan
kuncup teratai putih terpercik
mengabarkan bulir rinduku
aku batu tepian berlumut
setia menanti pelangi


21022018


(13)
MENIKAM HUJAN


menikam hujan, meningkah hujah
mengunci sejarah agar tetap berpihak
atas fatamorgana yang kau gambar
di kanvas hadiah dari terik cahaya
dari balik kegelapan yang mengurung
kesetiaanmu pada kemuliaan dunia
hingga hujan rahmat pun kaulaknat
memupuk energi kalut ketakutan
mendorong hujah menikam hujan


19022018


(14)
MAAF KAWAN, APA KAMU SAKIT?


tiba-tiba kamu berpuisi
bak penyair jatuh dari surga
lembut bertutur, kumis rapi teratur
kata-kata lancar meluncur bak
hamparan bunga di taman firdaus
penuh majas dan analogi bermutiara
padahal baru kemarin, di tepi malam
kujumpai dirimu masih bermandi lumut
mulut mencecar, kata-kata pelor panas
dari magazine besar sebuah mitraliur
pada poster sepasang wajah,
pesonanya kau muakkan, jauh
dari bahasa lazim kesurgawian
kini kalimat-kalimat pujianmu mewangi
sesemerbak parfum mulut para gadis
kasmaran buta pada sang kekasih
o... kawan, maafkan saya harus pergi
darimu aku sudah tak mengenali lagi
dirimu yang kini tampak sangat tak sehat
plus poster kucel di tanganmu, tanpa
bosan kamu kini menjilatinya


#salamlimajari


(15)
MONOLOG DUA ARAH


terlalu sering menemuimu di sini
dinding-dinding beku tak berjendela
langit-langit hitam, lantai yang dingin
atmosfer pekat dari energi khayalmu
menipiskan oksigen di kepala
dan kita saling bicara, untuk
diri masing-masing, di sela decak
cicak di balik dinding, suara kita
tak mampu meruang, tertambat
di lapisan semen yang terkelupas
bersarang seperti kecoak, atau lipan
di rekahan lantai, meski sama-sama
tertidur pun mulut kita tak mau diam
dari pijakan masing-masing, pada
kepulan asap panas dari otak kita
sambil khusuk berdoa, demi harap
bangkai aksara yang terburai dan
terserak, muksa menuju surga


12022018


#salamlimajari
AKU INDONESIA


Support/donasi/dukungan :
http://saweria.co/SiswoNurwahyudi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar