CATATAN SEPERTIGA RAMADHAN 1443 H/2022 #3










PUISI CATATAN RAMADHAN 1443 H/2022

 

 

DARI CERITA MALAM

 

masih saja ada kabar

tentang ketidakadilan

dunia yang serakah

juga laku korupsi, lagi

lidah para oknum pun semakin licin

di tengah seretnya arus minyak goreng

dan sumpah serapah rakyat jelata

lagi pula ini bulan puasa

ini bulan puasa

apalah artinya?

apalah artinya?

 

Bojonegoro, Ramadhan malam ke-20/1443 H

#siswonurwahyudi

 

 

MALAM DUA PULUH SATU

 

malam dua puluh satu

suara-suara masjid dan mushola berkumpul di kamarku

laksana ribuan anak panah berebut menuju jantungku

kubiarkan dadaku terbuka, biar

hatiku memilih sendiri ayat mana yang dipinta

untuk dirangkai kembali menjadi puisi yang lembut

untuk dikabarkan di jalanan kota yang padat, bahwa

niat berlebaran di desa bukan sekedar melunaskan hasrat

 

Bojonegoro, Ramadhan malam ke-21/1443 H

#siswonurwahyudi

 

MALEM ROLIKUR

 

swara manuk dares

nyela-nyela ing antarane klelape thathit

mega ing kulon isih katon nggameng

ing langit wetan mung nyisa lintang sawiji

sapletik cahyane dakregem rapet

minangka sangu ngayahi jejibahan sesuk

haqul yakin, Gusti mesthi paring rejeki

 

Bojonegoro, sasi Pasa malem 22/1955 Saka

#siswonurwahyudi


 

 

KAFE “LEGI – PAIT”

 

ing kafe “legi-pait”

tilas depot sate sing cures ditumpes pandemi

wengi iki kebak esem lan guyu mudha-mudhi

mung aku sawiji, aya-kinaya njlenguk tanpa rupa

ing pojok, rinasa saemper gitar semendhe tanpa senar

jinem nyurasa rasa kopi, endi legi endi pait

 

Bojonegoro, sasi Pasa malem 23/1955 Saka

#siswonurwahyudi


 

 

LAPTOP

 

Laptop usang, dan

jemariku lincah menari

kata demi kata

kalimat demi kalimat

deras bercerita bagai riak arus di kali

dan batu-batu yang memeluk telur ikan-ikan

di layar, satu-satu menjelma gambar-gambar hitam

kisah yang mestinya kusimpan rapat-rapat

kubiarkan merdeka menemui cahayanya

 

Ramadhan malam ke dua puluh empat

diriku serasa malaikat yang mencoba sembunyi

sejujur-jujurnya ikhlas menipu diri dalam sepi

demi sebait puisi menentukan peta jalannya sendiri

 

Bojonegoro, Ramadhan malam ke-24/1443 H

#siswonurwahyudi


 

 

KUCING HITAM

 

mengeong di kaki pilar

redup mata kuningnya

teras rusunawa yang terang lampu

dan aku duduk di lantai berundak

kucing hitam, tunduk kepala

menemani sisa malamku, berdua

bagai dua batang rokok merindu api

 

Bojonegoro. Ramadhan malam ke-25/1443 H

#siswonurwahyudi


 

 

URIP KANDHANG BUBRAH

 

lakon urip tanpa tinata

saiki saiki, dina sesuk apa jare emben

saiki katon wangun, ing tembe rinasa kurang pana

sing kadhung tapis dipermak, emben digetuni

lumrah yen sasi Pasa taun iki rinasa siksa

aya kaya tan bakal nemu riyaya

 

Bojonegoro. sasi Pasa malem 26/1955 Saka

#siswonurwahyudi


 

 

MENERKA HUJAN

 

membaca ramalan

esok malam kotaku hujan

rahmat bagi sebagian kami

sebagian lagi mencemaskan rejeki

manusia, oh makhluk jumawa

suka-suka menerka makna

sedang nasib tak pernah lupa

esok hari berpihak pada siapa

 

Bojonegoro, Ramadhan malam ke-27/1443 H

#siswonurwahyudi


 

 

MENJAWAB TEKA-TEKI LANGIT DI KACA

 

gerimis sisa hujan

jemariku kuyup

pikiran berembun

 

Ramadhan malam ke dua puluh delapan

elok lampu kota berderet

bingkai jendela lantai tiga rusunawa

dan seonggok retorika

menerka jawab atas berita dari langit

silang-melintang

kutulis dengan jari di kaca jendela

jawaban-jawaban atas teka-teki itu

yakin, salah atau benar bukanlah soal

sebab Tuhan maha mengerti

Maha benar

Maha pengampun

 

Bojonegoro, Ramadhan malam ke-28/1443 H

#siswonurwahyudi


 

 



MENITIP DI SINI


jujur saja

berat bagiku kisah tentangmu

berjumpalitan di dalam batok kepala

membikin malam-malamku rasa ditalu seribu palu

menggedor-gedor dinding-dinding buntu mencari pintu

pasal apa yang mengharuskan aku musti mengiba

semestinya api yang terbekam itu bukan untukku


ini sajakku

ini yang kesekian kali

sebagai pembuka pintu terakhir bagimu

jalan enyah dosa-dosa masa lalu yang tak kau akui


(sudilah pergi dari kamar benakku yang sesak

jika tidak, sumbu ledak di kepalaku pasti akan berontak)


ini malam akhir Ramadhan

semua sajak dan puisi sibuk menata ulang diksi-diksi

orang merenda kata-kata pengganti rindu wajah rembulan

dan sialnya, kau kunci aku di dalam ruang batin berdinding benci


(sebaiknya kutitipkan di sini

pernyataan maafku padamu

karena nanti atau esok hari

kita tak tahu apa nasib waktu)


Bojonegoro, akhir Ramadhan 1443 H

#siswonurwahyudi



 

Support/dukungan/apresiasi :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar